WartaSugesti.com | Pamekasan – Berawal dari Panembahan Ronggosukowati penguasa Keraton Mandhilaras sejak dia berkuasa menggantikan ayahnya Pangeran Nugroho atau Ki Wonorogo yang awalnya bernama Keraton Lawangan Daya dan wafat pada tahun 1530 M,
Sebelumnya sang kakek dari Pangeran Nugroho yaitu Ario Mengo atau Ki Wonorono cucu dari Prabu Brawijaya V yaitu Wikrawardhana membabat alas hutan yang kemudian dinamakan Pamellengan atau Pamelingan dan wariskan kepada putri semata wayangnya yaitu Nyai Ageng Banu dan bersuamikan Adipati Pamadekan (Sampang) yaitu R Ario Pramono.
Setelah Raja Ronggo Sukowati (R. Ario Seno) bertahta wilayah ini baru dikenal sebagai Pamekasan, Sesuai semboyan Mekkas Jatna Paksa Jenneng Dibi’ yang artinya pesan untuk memerintah dengan kemampuan sendiri. Naik tahtanya Pangeran Ronggo Sukowati pada tanggal 12 Rabiul Awwal 937 H atau 3 November 1530 ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Pamekasan.
Kyai Kholil Bikin Masyarakat Pamekasan Terkejut
Kemudian puluhan tahun berikutnya setelah Hindia Belanda berusaha mengadu domba seluruh kerajaan di pulau Madura yang notabene adalah satu keluarga keturunan Mojopahit Brawijaya V, tepatnya pada tahun 1804 M, adalah penguasa baru di Pamekasan yang berasal dari Keluarga Trah Cakraningrat Bangkalan Yaitu R Ario Abdul Latif Palguna yang memerintah Pamekasan sejak tahun 1804 M sampai tahun 1842 M, yang bergelar Panembahan Mangku Adiningrat.
Dan memutus Keluarga Trah Ronggosukowati menjadi penguasa Pamekasan, pada masa itu diperintah oleh R Ario Alsari Cakra Adi Ningrat 1 alias Ghung Seppo / Tumenggung Sepuh putra dari Raden Ario Soedjono Baskarang Adikoro III.
Dan kemudian banyak anak cucu dari Trah Mangku Adiningrat kawin silang dengan keluarga Trah Adikoro yang juga adalah trah Ronggosukowati.
Keturunan dari raja Pamelingan dan Ronggosukowati trah kraton Ternyata masih banyak yang eksis di Pamekasan seperti R.Sonny Budiharto (keturunan Raden Bilat Patih dari Cokro Adiningrat 1 sepupu dari Raden Ario Alsari Ghung Seppo) bersama pemerhati Budaya ketua Sanggar Madusekar Bp Suparman Rumanto.
Napak Tilas keberadaan keraton saat ini makin hari semakin tak terdengar. Gaungnya terkikis oleh zaman yang makin maju dan modern, sejatinya tapak tilas itu merupakan bukti sejarah yang wajib diwariskan dan dilestarikan ke generasi penerusnya agar tidak lenyap dan diakui oleh daerah lain seperti yang dilakukan mantan budayawan bersama pemerhati budaya adat Keraton Madura Bapak R. Sonny Budhiharto dan H. Suparman Rumanto yang dikemas dengan acara Nyekar ke Makam Panembahan Mangku Adiningrat di Asta Barat Bugih. (Minggu 28 April 2024).
Pelaksanaan kegiatan tersebut tentunya perlu dukungan pemerintah khususnya pemerintah daerah Kab. Pamekasan agar adanya kegiatan adat kraton tersebut dapat lestari dan menjadi ujung tombak bahwa kabupaten Pamekasan punya sejarah kerajaan.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat sakral karena momentumnya nyekar ke makam keraton, situs keraton di Pamekasan di Mandilaras dekat Bakorwil, ada juga situs keraton di Jambringin Parupuh (Proppo), jadi kegiatan ini akan dijadikan agenda tahunan dan kegiatan menjalin kerabat kekeratonan ini sudah 10 tahun yang lalu juga sering mengikuti kegiatan regional, interlokal bahkan tingkat nasional, agar cagar budaya ini bisa menjadi tumpuan bagi anak dan cucu Madura sehingga membumi di kota Pamekasan dan Madura pada umumnya”. Tutur R. Sonny Budhiharto selaku pembina sekaligus pelatih adat budaya Keraton Madura.
Setelah kegiatan nyekar tersebut, dilanjutkan dengan pentas budaya karawitan yang dimeriahkan dengan alunan aransemen lenong Madusekar yang mendayu dayu sehingga suasana acara tersebut hidup dan sakral.
H. Suparman Rumanto selaku ketua sekaligus pembina Madusekar, beliau menuturkan berdirinya paguyuban Madusekar kepada awak media.
“Terbentuknya paguyuban Madu Sekar ini tahun 1989, sejak tahun 2000 sampai sekarang mengisi acara rutin tahunan di Taman Mini Indonesia Indah Anjungan Jawa Timur, dan juga mengisi acara di keraton Candi Boko Yogyakarta dan Candi Gedong Songo Semarang Jawa Tengah. Dan hadirnya kerabat keraton Cakraningrat IV Sembilangan dari Kabupaten Bangkalan di Kabupaten Pamekasan hari ini merupakan kunjungan kerja sekaligus menjalin kekerabatan sesama trah keraton Madura nyekar bersama di kuburan Panembahan Mangku Adiningrat Asta Barat, beliau menyebut kerabat keraton trah orang Pamekasan adalah trah Keraton Pamelingan. Harapan beliau dengan adanya kegiatan kekerabatan sesama trah keraton Madura ini dapat dilanjutkan dan dilestarikan di kemudian hari oleh anak cucu”. Tuturnya.
Kegiatan kekeratonan tersebut dihadiri dari kerabat trah Keraton Cakraningrat IV Sambilangan Bangkalan bersama rombongan dan juga kerabat trah Keraton Pamekasan serta juga ikut hadir pula artis KDI MNCTV Faiqoh Winda Pratiwi Srikandi Madas Kabupaten Pamekasan sebagai bintang tamu, dan acara tersebut berjalan lancar. (Ediyanto)
Tim Redaksi