83/ 100

WartaSugesti.com | Surabaya – Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara Ke-78, berbagai kegiatan telah dilaksanakan, salah satunya adalah kegiatan kebudayaan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon “Tumurune Wiji Sejati”.

Menanggapi instruksi dari Kapolri, Polda Jatim melalui Polrestabes Surabaya melaksanakan nonton bareng Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk dengan lakon Tumurune Wiji Sejati yang mengisahkan tentang lahirnya kesatria sejati yang cerdas dan sakti, tak lain adalah Raden Wisanggeni, Jumat 05/07 2024 (malam).

Pasang Iklan Anda di sini
20240201 013240 0000 HUT ke 78 Bhayangkara

Kapolrestabes Surabaya Kombespol Pasma Royce melalui Kasi humas AKP Haryoko mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka HUT Bhayangkara ke 78 Tahun serta instruksi dari Kapolri melalui Polda Jatim untuk bersama-sama ikut nonton pagelaran wayang kulit yang bertujuan membudayakan seni yang ada di Indonesia.

Kapolsek Medan Baru dan Jajaran Nobar Wayang Kulit HUT ke 78 Bhayangkara

“Pagelaran Wayang Kulit ini dengan judul Tumurune Wiji Sejati itu yang artinya Lahirnya Satria Unggul, Cerdas dan Sakti. Yakni, Raden Wisanggeni,” kata Haryoko.

Haryoko juga menjelaskan bahwa pertunjukan wayang kulit ini dilaksanakan di ruang M. Jasin dan diikuti oleh PJU dan seluruh jajaran Polsek Polrestabes Surabaya.

Polrestabes Surabaya

”Lakon ini diangkat dengan pesan khusus yakni sosok Wisanggeni yang menegakkan kebenaran, keadilan dan kejujuran. Seperti sosok Raden Wisanggeni ini simbol kekuatan dan keragaman yang luar biasa,” terangnya.

Hujan Deras, Tebing Tol Bintaro Longsor

”Pagelaran Wayang Kulit ini dengan Lakon dimainkan oleh 3 dalang, yakni Ki Yanto, yang merupakan Hakim Agung, Ki Sri Kuncoro, perwira Polri berpangkat Ipda, dan Ki Harso Widisantoso, anggota TNI berpangkat Mayor Angkatan Laut. Selain dipandu oleh 3 dalang tersebut, juga dibawakan oleh Ki Bayu Aji Pamungkas dari unsur aparatur sipil negara,” imbuh Haryoko.

”Semoga dengan pertunjukan wayang kulit ini, selain dalam rangka HUT Bhayangkara ke 78 Tahun, sekaligus sebagai upaya Polri melestarikan seni dan budaya yang ada di Indonesia untuk tetap hidup dimata masyarakat luas,“ pungkas Haryoko. (slamet)

Reporter: admin