WartaSugesti.com // SURABAYA – Pagelaran Sentra Produk Kreatif & UMKM Kuliner 2025 di Pasar Atom Surabaya, membuat semangat juang para pelaku usaha lokal kembali menyala, meski ekonomi sedang dilanda tantangan besar. Acara yang berlangsung mulai 25 Juli – 3 Agustus 2025 ini menjadi ruang strategis bagi pelaku UMKM untuk tetap eksis, berpromosi dan berjejaring.
Pasar Atom Surabaya kembali menjadi panggung utama geliat pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jawa Timur.
Direktur Utama Pasar Atom, Halim Antawira Hermanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pameran biasa, melainkan bentuk nyata kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah dan konsumen.
“Harapannya dari Pasar Atom ini memberikan kepada para UMKM untuk tetap eksis. Karena Pasar Atom sendiri para pedagangnya mayoritas UMKM, kurang lebih 600-an toko,” kata pria yang biasa disapa Halim itu, dikutip dari Kompas.com.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
Menariknya, sebagian besar pelaku usahanya adalah pemain UMKM, menunjukkan bahwa denyut nadi ekonomi rakyat justru berpusat di titik-titik seperti ini.
Bagi pelaku usaha seperti Asrini Budy Nurhayati, acara ini menjadi ajang pembuktian kualitas produk UMKM.
Baru pertama kali mengikuti pameran di Pasar Atom, ia mengaku takjub dengan respons pengunjung.
“Ternyata di luar ekspektasi saya, peminatnya cukup banyak dan full sekali,” ucapnya.
Sebagai pelaku usaha craft, ia merasa penting melakukan kurasi ketat terhadap produk yang akan ditampilkan.
Tujuannya jelas untuk menunjukkan bahwa UMKM juga bisa tampil elegan, berkualitas, dan memiliki nilai jual tinggi.
“Saya tidak mau produk yang istilahnya sembarangan karena biar dilihat sama orang-orang yang biasa belanja di Pasar Atom bahwa UMKM bukan seperti yang dibayangkan orang,” tegas Asrini Budy.
Apalagi Pasar Atom dinilainya sebagai tempat yang strategis untuk membangun citra baru bagi produk lokal.
Ia pun menyebut pameran ini sebagai pilot project yang sukses, karena mampu menarik minat konsumen dalam jumlah signifikan.
“Alhamdulillah di sini, berhasil untuk membrandingkan produk teman-teman menjadi lebih berkelas,” imbuhnya.
Sementara sektor kuliner masih mampu bertahan, meski dengan usaha ekstra.
Untuk itu menghadapi kondisi ini, UMKM beradaptasi dengan beragam strategi. Mulai dari memperluas pemasaran melalui platform digital hingga mengandalkan sistem konsinyasi.
Baca juga : MK Perintahkan SD dan SMP Negeri atau Swasta Gratis
Mereka juga lebih selektif dalam memilih pameran, hanya ikut kegiatan yang tidak membebani biaya operasional.
“Kami selalu ikut pameran yang sekiranya biayanya itu tidak memberatkan,” ucap Asriani Budy.
Sebagian besar peserta dalam pameran ini memang datang dari sektor fashion dan craft.
Sementara untuk kuliner, jumlahnya dibatasi agar tetap sesuai dengan karakteristik konsumen Pasar Atom.
Meski berbasis di Surabaya, pameran ini berhasil menghimpun UMKM dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Sidoarjo, Ponorogo, dan Tanggulangin.
Total ada 43 UMKM binaan Pemprov Jatim yang turut serta, membawa produk unggulan dari berbagai sektor.
Kemeriahan acara makin terasa dengan kehadiran pertunjukan budaya dan hiburan. Pengunjung disuguhi demo masak, lomba tari tradisional, fashion show produk lokal, hingga pertunjukan angklung dan musik langsung yang memperkaya pengalaman berbelanja.
Kini di tengah berbagai tekanan, semangat para pelaku UMKM tetap menyala. Mereka membuktikan bahwa dengan ruang yang tepat, produk lokal mampu naik kelas dan bersaing. (spam)