82 / 100

WartaSugesti.com | Kotabaru – Ketika Partai Politik tidak menawarkan banyak pilihan calon kepala daerah, idealnya ada calon independen sebagai calon alternatif. Namun nyatanya tidak mudah, tidak semua kabupaten/kota terdapat calon independen.

Rasanya, hanya kabupaten Kotabaru yang selalu menawarkan calon independent sebagai calon alternatif.

Bahkan ketika lebih banyak calon independent, calon yang diusung partai politiklah seolah jadi alternatif.

Kenapa calon independen sulit mengajukan diri? Sebab syarat yang ditetapkan juga tidak mudah.

Bukan saja menyangkut jumlah copy KTP, tapi juga surat pernyataan di atas materai dan semuanya harus diinput pada aplikasi yang sudah disediakan.

Problemnya, aplikasi yang disediakan juga tidak selalu lancar, sering ada kendala teknis dan jaringan, sementara tidak ada tawar menawar atas kendala tersebut.

Kalau ingin memajukan demokrasi, ada baiknya mengevaluasi syarat calon independen, dan bersamaan itu memperbaiki sistem pencalonan jalur partai politik.

Bagaimana pun, partai politik tetaplah jalur utama proses pencalonan, sebab memiliki sistem pengkaderan, visi, misi dan mungkin pula ideologi.

Manakala kekuatan uang menjadi tuhan karena penentu, maka calon independen sangat dibutuhkan.

Calon alternatif

Hanya saja, bila syaratnya begitu rumit lagi mahal, tidak dapat dihindari, uang tetaplah penentu, dan akhirnya calon independen juga sulit diharapkan menjadi calon alternatif, karena jangan-jangan justru disponsori oleh aktor yang sama dengan penyokong partai politik.

Alternatif tentu saja tidak ditentukan apakah diusung dari jalur independen atau partai politik.

Alternatif dapat dilihat dari sisi gagasan yang ditawarkan, apakah menawarkan jalan bagi terwujudnya kesejahteraan bersama atau tidak.

Apakah menawarkan kemajuan, perubahan inovatif serta keberpihakan pada kelompok rentan. Kalau isinya hanya jargon, sama sekali bukanlah alternatif.

Manakala ada calon independen, ada baiknya mengapresiasi dan menyimak gagasan yang ditawarkan, jangan-jangan ada alternatif yang dapat menjadi solusi kebuntuan demokrasi. (Juna)