WartaSugesti.com | Papua – Beredar berita yang diduga adalah pembohongan publik oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, terkait mayat korban penembakan Pilot Helikopter asal Selandia Baru.
Pilot helikopter itu diberitakan dibakar bersamaan dengan Helicopters nya
Belakangan, beredar Photo mayat dan Helicopter pilot asal Selandia Baru itu masih utuh, sehingga muncul kecurigaan tentang skenario lain dibalik peristiwa tersebut
Disisi lain, Papua Intelijen Service (PIS) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) melaporkan bahwa dia mengetahui skenario lain sehingga dibunuh
PIS TPNPB OPM melaporkan kepada Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB OPM setelah tiga tahun kemudian.
“Dari pengalaman ini, maka kami curiga bahwa pembunuhan terhadap Pilot Helikopter asal Selandia Baru adalah bagian dari skenario,” demikian ditulis oleh Jubir Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom.
Hal itu menurut dia terjadi setelah Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB OPM mengumumkan pembebasan Pilot Pesawat Susi Air Asal Selandia Baru juga yang TPNPB OPM masih tahan.
Oleh karena itu lanjut dia, perlu investigasi independent karena kami curiga bahwa hal ini, merupakan bagian dari skenario untuk menghalangi misi pembebasan Pilot Asal Selandia Baru dengan tujuan agar gagalkan niat baik Panglima TPNPB OPM Kodap III Ndugama Derakma Bridjen Egianus Kogeya dan pasukannya.
Dalam hal ini tersebut juga pihaknya mengkritisi mainstream berita di media massa yang lebih banyak mewartakan berita bohong (Hoax News).
“Hampir semua media mewartakan Pilot Helikopter disandera kemudian dibunuh dan dibakar bersamaan dengan Helikopternya, namun ternyata kami terima lihat dari PIS TPNPB OPM menunjukkan mayatnya Pilot masih utuh dan Helikopternya juga tidak dibakar,” jelasnya.
“Oleh karena itu perlu dilakukan untuk investigasi independent dan kami ditunggu fakta hukum,” harap dia.
“Kami perlu jelaskan ini karena sampai hari ketiga tidak ada komentar laporan bahwa konfirmasi dari TPNPB OPM di wilayah tersebut,” pungkas Jubir Komnas TPNPB OPM Sebby Sambom.
Laporan Amandus Doo di Papua Barat