WartaSugesti.com // Lamongan – Jelang aksi nasional demo, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) yang akan digelar serentak pada 30 Oktober 2025, diikuti ribuan buruh di Jawa Timur. Aktivis dari Kabupaten Lamongan, menyatakan siap bergabung dalam gelombang aksi damai yang dipusatkan di Kantor Gubernur Jawa Timur, Surabaya.
Instruksi keikutsertaan demo itu tertuang dalam Surat DPP FSPMI Nomor 02471/Org/DPP FSPMI/X/2025 yang ditandatangani Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz. dan Sekretaris Jenderal Sabilar Rosyad, pada 22 Oktober 2025. Aksi akan dilakukan secara tertib, damai, dan konstitusional di seluruh wilayah Indonesia.
Daryanto menyatakan dari Lamongan, ratusan buruh anggota FSPMI dijadwalkan berangkat menuju Surabaya untuk bergabung dengan demo ribuan buruh dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Aksi ini merupakan bagian dari gerakan nasional menuntut kenaikan upah minimum 2026 sebesar 8,5 sampai 10,5 persen, serta menolak sistem kerja outsourcing yang dinilai merugikan pekerja.
Ketua FSPMI Lamongan Slamet Raharjo mengatakan, tuntutan utama bertajuk HOSTUM (Hapus Outsourcing, Tolak Upah Murah), FSPMI juga membawa sejumlah aspirasi.
Baca juga : Demo Ricuh di Kabupaten Pati
Di antaranya pembentukan Satgas PHK, reformasi pajak perburuhan, serta pengesahan RUU Ketenagakerjaan dan RUU Perampasan Aset dan aksi ini merupakan bagian dari gerakan nasional menuntut kenaikan UMK (Umpah Minimum Kabupaten/Kota) minimum 2026.
“Terkait tuntutan kenaikan upah kurang lebih 8 persen sampai 10 persen karena pertumbuhan ekonomi 5 persen dan inflasi 3,5 persen jadi tuntutan tersebut bukan tanpa alasan dan selama ini kan UMK bukan maksimum sedangkan amanah konstitusi jelas di situ di amanah adanya rasa keadilan dan upah yang layak,” kata Slamet, Senin (27/10/2025).
Selain itu ratusan buruh dari gabungan organisasi buruh seperti KSPI (Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia), KSPSI (Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) dan KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia).
“Menolak sistem kerja outsourcing yang dinilai merugikan pekerja. Terkait outsourcing adalah kayak perbudakan modern yang justru ini tidak mendidik,” ujarnya.
Ketua FSPMI Lamongan menyebutkan, aksi serentak di Surabaya akan diikuti 5.000 hingga 10.000 buruh dari berbagai kabupaten/kota, termasuk Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Pasuruan.
Para peserta akan mengenakan atribut FSPMI lengkap dengan bendera dan spanduk tuntutan.
“Seluruh peserta diimbau menjaga ketertiban dan mengedepankan aksi damai sesuai arahan organisasi,” tegas Slamet.
Aksi nasional ini menjadi bagian dari rangkaian panjang perjuangan buruh yang puncaknya direncanakan dalam Mogok Nasional, dengan melibatkan jutaan buruh di 38 provinsi seluruh Indonesia.
Wartawan : Lastomo










