WartaSugesti.com | Sidoarjo – Sidoarjo tak hanya terkenal dengan wisata lumpurnya. Di balik hiruk pikuk modernitas, Sidoarjo menyimpan pesona budaya dan sejarah yang terukir dalam nama-nama desanya.
Nama-nama unik ini tak hanya menghibur, tetapi juga menjadi pengingat akan cerita rakyat dan identitas bagi masyarakat setempat.
1. Durungbedug: Suara Beduk Penanda Waktu Dhuhur
Desa Durungbedug, Kecamatan Candi, terdapat legenda tentang seorang petani yang membuka lahan di tengah hutan. Setiap pagi, dia bekerja keras hingga menjelang waktu salat duhur, yang ditandai dengan bunyi beduk.
Karena kelelahan, dia tak kuasa melanjutkan pekerjaannya dan menamakan tempat itu “Durungbedug”, yang berarti “sebelum beduk”.
Potensi Destinasi Wisata Pilihan di Surabaya, Kampung Lontong Kupang Krajan
2. Janganasem: Bukan Sayur Asem, Tapi Legenda Kijang.
Dusun Janganasem di Desa Tromposari, Kecamatan Jabon, bukan berarti tempat yang banyak menjual sayur asem. Konon, nama ini berasal dari legenda seekor kijang (menjangan) yang mati di bawah pohon asem. Seiring waktu, “Menjangan Asem” berubah menjadi “Janganasem”.
Soal nama-nama daerah yang unik seperti Bokongduwur, Bokongngisor, Durung Beduk dan Jangan Asem, kakek jumadi menuturkan bahwa bisa jadi apa yang menjadi cerita tutur di masyarakat adalah benar.
Spanyol VS Prancis di Semifinal Euro 2024
Bisa jadi ada yang perlu diluruskan.
“Nama Dusun Bokong dan Dusun Jangan Asem yang ada di Kecamatan Tarik dan Jabon, Sidoarjo hingga saat ini masih menjadi riset teman-teman pegiat sejarah.
“Namun yang perlu diketahui, dua nama dusun tersebut sudah ada di peta sejarah sejak Tahun 1800-an,” pungkasnya jumadi. (Lastomo)