77 / 100 Skor SEO

WartaSugesti.com | Surabaya – Raden Mas Imam Sudjono (wafat 1876) memiliki hubungan kekerabatan dengan trah Gunung Kawi. Sumber lain menyebutkan tokoh yang juga dikenal dengan nama Mbah Jenggot ini adalah murid sekaligus anak angkat dari Eyang Djoego.

Di Kampung Dukuh Kuwukan, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambi Kerep, Kota Surabaya, terdapat bangunan punden yang dipercaya merupakan petilasan Raden Mas Imam Sudjono atau mbah_jenggot.

Punden Mbah_Jenggot berdampingan dengan sendang atau telaga yang juga dikeramatkan warga sekitar.

IMG 20230316 132306 1 Dk. Kuwukan
Keterangan : Pintu Gerbang menuju Petilasan Raden Imam Sudjono atau Mbah_Jenggot. (foto : spam)

Muhari, salah satu tokoh dan sesepuh Kampung Dukuh Kuwukan menjelaskan, bahwa bangunan yang mirip tempat berdoa tersebut, beserta sendang atau telaganya, dipercaya merupakan tempat Raden Imam Sudjono atau dikenal dengan nama Mbah Jenggot singgah dan menetap sebelum melanjutkan pengembaraannya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Mbah Jenggot dipercaya sebagai nenek moyang dan orang yang pertama babat alas Kampung Dukuh Kuwukan.

“Raden Imam Sudjono atau mbah Jenggot memiliki hubungan sejarah dengan gunung kawi, setelah dari sini (Kuwukan) beliau melanjutkan perjalanan, dan dimakamkan di daerah Gunung Kawi,” jelas Muhari kepada Media, disadur kembali Senin, 01 Januari 2024.

Petilasan Raden Iman Sudjono atau lebih dikenal dengan nama Punden Mbah Jenggot, merupakan salah satu destinasi wisata sejarah, sekaligus tempat keramat yang digunakan untuk berdoa/ngalap berkah.

IMG 20230316 132347 Dk. Kuwukan
Keterangan : Sendang di kompleks perilisan Raden Imam Sudjono atau mbah_Jenggot Dk Kuwukan dipercaya Keramat.

“sekarang Punden Mbah Jenggot digunakan oleh warga untuk kepentingan pemenuhan Nazar, misalnya ada anak yang sakit, keluarga berdoa disana, kalau sembuh akan memenuhi nazar begini dan begitu,” imbuh Muhari.

Punden Mbah Jenggot ramai dikunjungi warga pada hari-hari dan bulan-bulan tertentu. Seperti pada saat menjelang bulan puasa, dan saat perayaan sedekah bumi.

Tempat keramat tersebut hingga kini mendapatkan perawatan yang baik dari warga setempat.

“Sebagian ada yang melakukan ritual dengan menebar uang koin dipinggiran telaga tersebut,” Pungkas Muhari. (Spam)