WartaSugesti.com | Banjarmasin – Berdasarkan hasil penelusuran dari media, bahan bakar jenis Pertalite tidak akan dihapus dari Indonesia. Namun, pembagiannya akan dibatasi hanya kepada pihak yang memang membutuhkan.
Pembatasan ini suka tidak suka akan memberikan dampak bagi kalangan Dunia Kampus dalam kebutuhan Pertalite sebagai bahan bakar mobil operasional Kampus.
Ketua STIE Indonesia Banjarmasin Dr Yanuar Bachtiar SE MSi menyatakan, pengalaman selama 3 tahun di Prancis saat mengikuti Studi Lanjut di Negeri Eropa itu, semuanya serba terbatas.
“Saya ingat betul waktu di Luar Negeri untuk menelpon ke Luar Negeri dari Negeri yang saya tempati itu ke Negeri tertentu, juga dibatasi perbulan. Sampai juga konsumsi bahan bakar juga dibatasi,” ujar Yanuar, Rabu (31/7/2024) sore. Dikatakan, di tahun 90an saat itu, di Prancis diberikan kartu kebutuhan konsumsi bahan bakar per individu. Sehingga bila habis, harus menunggu sebulan kedepannya.
Disebutkan, yang tidak dibatasi hanyalah transportasi umum.
Di Indonesia, sebut Yanuar, kalau dibatasi, akhirnya jadi ribut, riuh. Padahal bila mengacu pada luar negeri, ini hal yang sangat lumrah. Yang akhirnya membuat kehidupan di sana serba teratur.
“Kita bisa memprediksi berapa pemakaian pulsa, bahan bakar berapa banyak dan jalannya untuk apa. Sehingga segala sesuatunya terencana dengan baik,” Yanuar menambahkan.
Dia menegaskan, agar pola hidup konsumtif diubah. Sehingga masyarakat betul-betul punya perencanaan dalam satu bulan.
Disarankan, jika memang tujuan ke luar rumah bisa menggunakan sepeda motor, maka tidak perlu menggunakan mobil, agar mengurangi konsumsi bahan bakar.
Pola di luar negeri meningkatkan penggunaan transportasi massal. Sedangkan di Indonesia masih banyak pola gaya hidup yang sudah berbeda. Yang tidak memperhatikan hal ini.
Pertalite hanya akan didistribusikan kepada masyarakat dengan kategori-kategori yang telah ditentukan.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.(Juna)