WartaSugesti.com | SURABAYA – Jalan Adityawarman, Surabaya, tiba-tiba berubah menjadi arena tempur pada Rabu (14/8/2024).
Ratusan pasukan huru-hara lengkap dengan peralatan pelindung, tameng dan helm, turun dari mobil lapis baja lalu berbaris di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sorot mata mereka tajam.
Jalanan yang biasanya sibuk lalu lalang kendaraan roda empat dan dua itu mendadak tertutup total oleh barikade yang dibangun oleh aparat.
Tak lama datang massa yang raut wajahnya tampak marah, mereka berusaha menembus tameng polisi yang berdiri kokoh di depan kantor KPU.
Mereka melempari tameng polisi menggunakan batu. Ada juga yang berlari sambil menendangi polisi.
Massa yang meringsek terpaksa dihalau dengan tegas oleh petugas.
Ratusan polisi membuat skenario sedang menghadapi demo Pilkada di depan KPU Surabaya.
Ternyata, kegiatan tersebut merupakan bagian dari latihan pengamanan kota (Sispamkota) yang digelar oleh Polrestabes Surabaya.
Kabag Ops Polrestabes Surabaya, AKBP Wibowo, menjelaskan bahwa simulasi Sispamkota ini dirancang untuk menguji kesiapan petugas dalam menghadapi berbagai kemungkinan kerawanan.
Salah satu fokus utama Sispamkota adalah mengantisipasi aksi unjuk rasa yang bisa berujung pada kekacauan.
Latihan ini tidak hanya untuk mengasah kemampuan personel dalam menghalau massa, tetapi juga untuk mengidentifikasi celah-celah dalam pengamanan dan memperbaiki strategi sebelum hari-H Pilkada.
“Kami melaksanakan Sispamkota untuk memetakan dan mengantisipasi berbagai potensi kerawanan yang mungkin muncul di wilayah Surabaya,” ujar Wibowo.
Dia menambahkan bahwa setiap wilayah memiliki karakteristik kerawanan yang berbeda.
Di Surabaya, potensi utama yang diwaspadai adalah kemungkinan demonstrasi yang dapat berkembang menjadi kerusuhan.
Kantor KPU Surabaya menjadi fokus simulasi ini karena perannya yang sangat krusial dalam proses Pilkada.
Simulasi tersebut melibatkan sekitar 600 personel gabungan dari Polri dan TNI, yang dibagi dalam beberapa tim untuk menangani berbagai skenario.
Tim pengamanan melakukan berbagai tindakan, mulai dari pembentukan barikade, pengendalian massa, hingga penanganan situasi darurat.
Semua langkah ini dirancang untuk memastikan bahwa setiap potensi masalah dapat diatasi dengan efektif dan efisien.
Dalam latihan ini, personel juga diuji dalam hal koordinasi dan komunikasi antar satuan.
“Kami berharap hasil simulasi dapat meningkatkan kesiapan kami, serta memberikan rasa aman bagi masyarakat selama proses Pilkada,” tambah Wibowo.
“Dengan persiapan yang matang diharapkan potensi kerawanan dapat diminimalisir. Sehingga, Pilkada 2024 di Surabaya dapat berlangsung tanpa ada kerusuhan,” ungkap Wibowo (Lastomo)
Tim Redaksi