WartaSugesti.com | Pamekasan – Afifuddin tokoh muda berprofesi sebagai Advokat muda ini membeberkan secara detail munculnya calon tunggal atau kotak kosong di sejumlah kabupaten kota pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 dipicu setidaknya tiga hal diantaranya pilihan rasional partai politik, finance kapital dan sosial kapital.
Afif pemuda di Pamekasan, Selasa September 2024, mengatakan yang dimaksud rasional adalah langkah dan sikap partai politik yang didasarkan pada kenyataan politik masyarakat di Pilkada 2024 tentang nilai jual di mata publik, popularitas figur atau tingkat keterkenalan di mata publik.
Tingkat popularitas menjadi pertimbangan utama karena membungkus beberapa nilai jual diantaranya nilai kekuatan basis suara, simpatisan atau loyalis yang dimiliki calon yang akan diusung.
“Misalnya, publik semua tahu kalau di Kota Surabaya calonnya petahana dari PDI Perjuangan yang memang basis atau kandangnya banteng, Jadi penantang itu mikir dua kali untuk melawan,” ungkapnya Afif, tokoh muda ini saat ditemui.
Afif menyatakan dari kekuatan politik seperti itulah sikap partai politik yang lain tidak akan gegabah untuk mengajukan calon lain yang akan diusung, dipastikan akan memilih sikap untuk bergabung karena partai politik akan mengkalkulasi semua sumber kekuatan.
“Jadi resiko kalahnya besar, jadi muncul pilihan tidak memasang calon,” ujarnya.
Afif menyatakan kenyataan politik mendekati perhelatan lima tahunan seperti Pilkada 2024 soal finance kapital dan sosial kapital akan menjadi pertimbangan utama bagi partai politik untuk terjun dalam kontestasi politik apalagi gelar Pilkada 2024 jaraknya ini tidak terlalu jauh dari pelaksanaan Pemilihan Presiden dan pemilu legislatif.
Finance kapital seperti menjadi sebuah keharusan bagi calon dan bagi partai pengusung karena strategi untuk menang tanpa modal uang tidak akan menang mengingat rata-rata masyarakat memilih jika lengkap dengan budgetnya. Budget itu lebih dahsyat dari pada pengaruhnya issue negatif lain yang bergulir.
Belum lagi kalau pasangan yang diusung tidak memiliki modal finansial besar sedangkan lawan kontestasi adalah petahana, maka kondisi semacam ini berpotensi ada kerugian yang cukup besar.
Sosial kapital atau modal sosial yang dimiliki calon akan dikalkulasi juga oleh partai politik karena situasi politik hari ini tanpa ada indikasi basis suara yang besar berpotensi gagal mengusung.
Situasi dan kondisi seperti itu pada akhirnya kata pemuda tangguh ini, memunculkan pilihan bagi partai untuk saling bergabung mengusung calon tunggal dan memunculkan kotak kosong.
“Soal finance kapital dan sosial kapital itu tidak hanya dikeluarkan dan dimiliki oleh kandidat tetapi juga partai, dikalkulasi akan rugi,” tegas dia.
Berdasarkan hasil RDP sementara antara komisi II DPR RI, Mendagri, KPU RI, bawaslu RI dan DKPP calon tunggal pada Pilkada 2024 ada di 41 daerah terdiri dari satu provinsi, 35 kabupaten, dan lima kota. (spam)
*Fakta atau Hoaks?
Silahkan klik WhatsApp pemimpin redaksi 08992870079 untuk konfirmasi.
Klik saluran WhatsApp WartaSugesti.com untuk update berita-berita terkini.
Tim Redaksi