79 / 100 Skor SEO

WartaSugesti.com | Surabaya – MH Soleh, Mahasiswa RPL di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, mengaku diancam akan dikeluarkan dari kampus tempat dia kuliah,  atau diberi nilai rendah oleh oknum dosen lembaga pendidikan di Kota Pahlawan itu.

Padahal seharusnya, pendidikan adalah sesuatu yang menjadi hak setiap warga negara Indonesia di mana pun.

Namun kali ini begitu menggelikan, tirani seorang dosen yang merasa penting dan berkuasa, mengancam memberikan nilai rendah mahasiswa.

Sungguh tidak edukatif dan tak terpuji.

Kejadian yang dialami MH Soleh, hanya gegara dia bertanya mengenai absensi di media WA Group kelas Hukum Waris.

Akibat pertanyaannya itu, dia lalu diancam tentang nasib nilai kuliahnya, bahkan katanya akan dikeluarkan.

“Saya bertanya absensi untuk EAS, namun tanpa menjawab beliau langsung emosi dan ancam soal nilai saya. Banyak hal yang menurut beliau adalah ketidak sopanan” tutur MH Soleh, Jumat 17 Januari 2025.

MH. Soleh adalah Ketua Umum Jaringan Pemuda dan Aktivis Indonesia (JAPAI).

Kebanyakan kata Soleh, dosen selalu merasa berwenang dan merasa tinggi kedudukannya lalu mengancam mahasiswa nya tanpa berpikir jauh, padahal seharusnya pendidikan dan keadilan harus selaras.

Banyak kejadian lanjut dia, mahasiswa seringkali mengalami hal di luar dugaan hanya untuk sebuah nilai, terkadang ada yang merelakan kehormatannya demi dosen senang.

“Pada dasarnya saya membayar uang pendidikan pada kampus agar saya mendapatkan ilmu sesuai jurusan yang saya pilih bukan untuk mendapatkan budaya patron yang tidak jelas. Saya menghargai informasi dari dosen dengan bertanya. Jikalau saya tanpa bertanya lalu menghiraukan perintah dosen itu artinya saya meremehkan. Ini saya bertanya sebagai wujud perhatian saya dan itikad baik saya dalam menempuh pendidikan,” urai Soleh.

“Saya bayar, bukan minta gratisan ijazah di UPN Veteran Jatim. Uang pendidikan tersebut ya untuk bayar gaji dosen salah satunya. Kenapa sewenang-wenang yang ditunjukkan? Ya gak apa-apa jika saya di keluarkan pihak kampus.” Sengit MH Soleh.

Menurut Soleh, tenaga pendidik tingkat perguruan tinggi banyak yang kurang memahami, bahwa seorang kuliah itu demi cita-cita dan memerlukan pengorbanan yang besar.

Mereka kebanyakan tidak memahami itu lanjut dia, dan katanya, dosen merasa paling berkuasa terhadap mahasiswa.

Dwmikian cerita MH. Soleh, seperti yang dilakukan Wiwin Yulianingsih, S.H. M.Kn., selaku Dosen di UPN Veteran Jawa Timur.

Dia dianggap menyalahgunakan jabatan dan wewenangnya terhadap mahasiswa yang bernama MH. Soleh.

“Saya kuliah program RPL mas, saya kuliah lagi untuk mewujudkan kebanggaan di orang tua dan saya menebus kesalahan saya di masa lalu akibat saya menjadi aktivis. Kalau sekarang ada dosen seenaknya sendiri dan sewenang-wenang mungkin beliau tidak pernah jadi aktivis dan bersusah ria kadang makan kadang tidak selama menjadi aktivis,” pungkas dia.

Di waktu yang sama, atas rasa persaudaraan Jaringan Pemuda dan Aktivis Indonesia mengeluarkan PETISI untuk pemecatan Wiwin Yulianingsih, S.H., MKn., selaku dosen di FH UPN Veteran Jawa Timur.

Petisi dijeluarkan karena Wiwin sewenang-wenang dan menyalahgunakan statusnya sebagai dosen.

“Ini adalah semangat persaudaraan dan empati kita kepada saudara MH Soleh selaku Ketua Umum JAPAI,” tukas A. Yani pengurus dan sekjen JAPAI.

Kata dia, ini potret buruknya pendidikan tinggi di Indonesia yang harus dibenahi oleh Presiden Prabowo.( Toni )