75 / 100 Skor SEO

WartaSugesti.com // Kutai Kartanegara
Sekelompok pria bersenjata balok diberitakan menyerang Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, hingga beberapa orang terluka,
Minggu (8/6/2025).

Penyerangan Kepala Desa Muara Muntai Ilir diduga terkait konflik kepentingan atas rencana operasional pandu kapal resmi di wilayah tersebut.

Sebelumnya beredar berita bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebut-sebut akan mengambil alih pengelolaan jasa asis kapal tongkang pengangkut batu bara di wilayah itu.

Hal tersebut mengundang aksi unjuk rasa puluhan warga, menolak kedatangan Pelindo di Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Selama ini menurut sumber di sana, pengelolaan layanan untuk kapal-kapal besar yang mungkin kesulitan untuk melakukan manuver di alur sungai di kecamatan itu dikelola oleh masyarakat.

Kehadiran Pelindo dianggap mengganggu sumber nafkah jasa asis kapal itu.

Tak lama kemudian aksi berubah anarkis. dalam rekaman video amatir yang beredar luas, tiga orang pengunjuk rasa maju dengan membawa balok.

Baca juga : Tugas Wartawan Sebenarnya

Seorang pria maju dengan mengacungkan balok meminta orang-orang di dalam sebuah rumah untuk keluar.

Beberapa detik kemudian, tiba-tiba seorang pengunjuk rasa setengah berlari ke arah perekam video sambil mengayunkan balok.

Kamera kemudian jatuh karena sang perekam berusaha melindungi dirinya dari pukulan itu.

Belakangan baru diketahui jika sang perekam adalah Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur.

Rekaman lain menunjukkan, usai memukul, para pengunjuk rasa kemudian naik ke rumah panggung dan memecahkan kaca jendela.

“Saya dihajar pakai balok, tangan saya dijahit dua atau tiga jahitan. Pak Kasdim kena di kepala, tujuh jahitan,” ujar Arifadin saat ditemui di Mapolres Kukar, Senin (9/6/2025).

Kasdim sendiri mengalami luka cukup banyak karena berusaha melindungi kepala desa dari pukulan balok kayu. Warga desa Muara Muntai Ilir itu langsung dibawa ke Puskesmas.

Selain dua korban luka, tiga jendela rumah Arifadin juga pecah akibat aksi tersebut.

Saat aksi berlangsung, beberapa personel kepolisian dari Polsek Muara Muntai berjaga bersama TNI dari Koramil setempat.

Awalnya para pengunjuk rasa disebut-sebut tengah mencari perwakilan PT Pelindo yang akan beroperasi sebagai operator pandu kapal di wilayah tersebut.

Arifadin dituduh sebagai pihak yang membawa Pelindo masuk ke Desa Muara Muntai Ilir.

Namun Arifadin menegaskan kehadiran Pelindo merupakan kebijakan nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP).

“Bukan karena kami di desa yang mengundang,” tegasnya.

Ia juga menyebut kapal pandu yang dimaksud sejatinya belum beroperasi. Rencana peluncurannya baru akan dilakukan dalam pekan ini.

Arifadin menduga penyerangan berkaitan dengan kepentingan sejumlah pihak yang merasa terancam secara ekonomi.

Ia menyebut pelaku bukan warga setempat, melainkan oknum yang diduga berprofesi sebagai pemandu kapal lokal nonresmi.

Merasa tidak mendapat perlindungan, Arifadin memilih melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

Ia juga telah menunjuk pengacara untuk mendampingi proses hukum.

“Kami ingin keadilan. Jangan sampai pelaku punya beking dan lolos begitu saja,” katanya.

Hingga saat ini, Polres Kukar masih melakukan penyelidikan terkait kasus penyerangan tersebut.

Belum ada informasi resmi mengenai identitas para pelaku maupun dugaan aktor yang berada di balik aksi kekerasan ini.(spam)