WartaSugesti.com | Surabaya – Jemur Wonosari Surabaya jadi daerah favorit maling curanmor, Korban curanmor dari orang-orang yang dikenal terus didapati hingga Desember 2023. Astuti Adik kelas kehilangan motor saat parkir di luar pagar kos di Jemur Wonosari, Surabaya.
Padahal motor tersebut ia tinggal masuk kos (untuk ambil barang) dalam waktu yang sangat sebentar.
“Padahal ya sudah kunci ganda juga. Tapi tetep ilang. Di Surabaya kan emang gitu, kita ceroboh dikit aja langsung lenyap. Apalagi mau tahun baru kan,” ungkap Adik Kelas itu.
Modus Maling Motor Pura-pura Potong Rambut, Dihajar Warga
Jemur Wonosari sepintas memang terlihat seperti daerah yang nyaman di Surabaya. Kelurahan di Wonocolo tersebut menawarkan kelengkapan sarana prasarana penunjang kebutuhan sehari-hari.
Warung makan berjibun, minimarket hingga warung Madura banyak dijumpai di setiap sudut, dan lain-lain. Pokoknya akses penunjang hidup sehari-hari gampang banget lah di sini.
Terlebih, harga-harga di Jemur Wonosari, Surabaya, juga terbilang relatif lebih murah ketimbang daerah-daerah Surabaya lain. Misalnya harga kos atau harga makanan.
Zodiak Paling Keras Kepala dan Ngeyelan
Namun, dibalik kenyamanan yang Jemur Wonosari tawarkan, kelurahan di Wonocolo Surabaya tersebut menyimpan sisi mengerikan.
Pencurian sepeda motor (curanmor) menjadi rantai masalah yang seolah tak putus-putus di kawasan belakang kampus UINSA Surabaya tersebut.
Jemur Wonosari Surabaya tak senyaman dulu.
Hampir tujuh tahun Yulianto menetap di Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya, Sejak tahun pertama dia tinggal di sana (2017), curanmor menjadi momok yang membuat aktivitas saya jadi was was.
“Nyaris setiap bulan di Jemur Wonosari ada laporan kehilangan motor, Bahkan katanya dulu sampai ada banner besar dibentangkan di banyak gang. Isinya imbauan agar warga Jemur Wonosari, Surabaya, benar-benar waspada dengan motor masing-masing,” jelasnya Yulianto.
Pasalnya, maling curanmor di Jemur Sari sepanjang yang dia ketahui enam tahun terakhir terbilang nekat-nekat.
Mereka beraksi tak kenal kondisi. Asal ada celah, biarpun kecil, maka akan mereka gunakan untuk menyikat motor incaran,
“Itulah kenapa dulu saya lebih sering jalan kaki kalau hendak ke warkop, Indomaret, atau beli makan di warung,” ungkap dia.
“Sebab, ditinggal sebentar saja, jika kita lengah, maka motor bisa langsung raib,” imbuhnya.
(Saya (Yulianto-red) punya pengakuan dari beberapa korban, Akan saya ceritakan Suasana sore di Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya
ini).
Jadi benar-benar harus dalam pengawasan ekstra.
Yulianto bercerita, di awal-awal ngekos di Jemur Wonosari Gang 3 Wonocolo, Surabaya, saya sempat bertingkah agak gladrah( ceroboh) Misalnya mau ambil barang yang ketinggalan di kos, maka motor saya taruh saja di jalanan depan kos, Sampai akhirnya saya kena teguran keras oleh suami ibu kos saya, Kalau masuk kos ya bawa aja motornya,” ujarnya
Saya masih ingat betul momen ini.
“Tapi saya cuma sebentar Cak, sudah saya kunci ganda juga,” balas saya.
“Jancuk! Dikasih tahu kok, Maling daerah sini nggak peduli sebentar atau lama,” balas suami ibu kos dengan sangat kesal.
Sejak saat itu saya tak pernah mengulanginya lagi. Terlebih banyak rentetan kejadian curanmor yang memakan korban orang-orang yang saya kenal terutama teman kampus yang kos di Jemursari
Motor di dalam kos dan digembok tetap hilang
Seperti kasus ini, Rasa marah dan sedih bercampur membuat dada Wulan (28) sesak saat mengetahui motornya hilang, beberapa menit sebelum ia hendak berangkat kerja. Sekitar pukul 07.00 WIB di tahun 2019.
Pasalnya, kondisi motor Wulan sebenarnya sudah tergembok dan terkunci ganda di dalam kos, Itu pun dengan kondisi gerbang kos yang awalnya tergembok pula.
“Padahal kata bapak-bapak yang ronda, sampai jam 4 subuh itu mereka nggak melihat ada orang mencurigakan, Jadi kemungkinan beraksinya ya setelah bapak-bapak ronda pulang,” ungkap Wulan saat saya hubungi lagi, Selasa (11/6/2024).
Setelah kejadian tersebut, Wulan benar-benar jadi tak nyenyak. Ia hanya merasa aman kalau motornya parkir di kantor atau mal.
“Kalau di kos atau di tempat-tempat nongkrong kurang aman,” jelasnya. (Lastomo