WartaSugesti.com | Madura – Tellasen Pettok (Hari Raya Tujuh – Madura, red) atau dikenal umum dengan lebaran ketupat (tellasen topak), disebut juga dengan nama tong areh (7 hari) merupakan hari raya khas suku Madura, yang hingga saat ini tetap lestari, bahkan sebagian menganggap lebih penting dari Idul Fitri itu sendiri.
Tellasen Pettok adalah hari raya yang sebenarnya.
Secara umum lebaran Ketupat adalah tradisi lebaran yang dirayakan oleh umat Islam pada hari ke 7 Syawal tahun Hijriah.
Perayaan Lebaran ini sebenarnya merupakan tradisi sebagai ungkapan rasa syukur umat Islam yang telah beehasil menjalankan ibadah puasa enam hari setelah Idul Fitri.
Puasa Syawal sesungguhnya tidak semudah yang dibayangkan.
Lebaran ketupat merupakan simbol kemenangan.
Dalam ajaran Islam, disunnahkan berpuasa 6 hari pada Syawal, dan puasa itu, di Madura dimulai sehari setelah Idul Fitri.
Meski di dalam hadits, tidak ditetapkan harus sehari setelah Lebaran.
Kebiasaan itu membentuk budaya dan tradisi di kalangan umat Islam, termasuk di Madura dengan merayakan “Lebaran Kedua”, yakni Lebaran yang dirayakan secara khusus, pasca puasa sunnah itu.
Lebaran ketupat atau lebaran kedua ini titik tekannya lebih pada tradisi atau kebiasaan. Sebab ketentuan normatif dalam Al Quran hanya ada 2 hari raya yakni Idul Fitri dan Idul Adha
Masyarakat Madura akan masak ketupat dan lauk pauknya untuk dimakan bersama keluarga. Tapi, makanan ini tak langsung disantap. Orang-orang Madura membawa makanan ini ke masjid atau mushala terlebih dahulu.
Setelah menggelar doa bersama, lalu makanan dibagikan kepada para tetangga. Tradisi ini dikenal dengan sebutan ter_ater atau anter-anter.
Tradisi Ter_ater dilakukan untuk saling membantu sekaligus mempererat tali persaudaraan antar umat muslim setelah berpuasa.
Tellasen Topak, adalah makan ketupat dengan lauk daging, pada zaman dulu, di desa-desa ini termasuk makanan mewah yang tak dimakan sehari-hari. Sehingga hari raya ini sangat berarti sekali
Di samping tradisinya yang unik, ketupat khas Madura juga bentuknya berbeda. Ketupat Madura berbentuk segi 4 dikenal dengan nama ketupat bawang.
Tettel, kue yang terbuat dari ketan, biasanya menemani hidangan utama.
Filosofi tettel, kue yang berbahan dasar ketan dengan tekstur yang lengket, menggambarkan kerukunan antar warga harus cekka’ (erat) seperti kue tetel.
Topak dan tettel diharapkan dapat menjadi “penyedap rasa” yang membawa ketentraman hidup berkeluarga dan bertetangga.
Topak dan tettel saat Lebaran di Madura menjadi simbol pemersatu Bangs yang dapat menciptakan keharmonisan.(met)
Tim Redaksi