85 / 100

WartaSugesti.com | Surabaya – Sekolah Petra dan 3 RW di Perumahan Tompotika, Manyar, Surabaya telah berdamai. Mereka mengakhiri konflik soal iuran keamanan.

Sekolah Petra berkomitmen menyalurkan CSR sebagai ganti iuran keamanan.

Wadir Sarpras Petra, Robertus Pranata mengatakan pihak sekolah Petra tidak lagi membayar iuran Rp32 juta ke bendahara keamanan Perumahan Tompotika.

Sebagai gantinya, Sekolah Petra akan menyalurkan CSR untuk pembersihan lingkungan sekitar dan bantuan keamanan.

“Petra akan melakukan CSR membenahi lalu lintas supaya tidak terjadi kemacetan. Kalau macet supaya terurai lebih cepat. Nanti kerja sama dengan Dishub untuk memberikan perhitungan bagaimana caranya lalu lintas bisa lancar di daerah Tompotika,” ujarnya Senin (5/8/2024).

Sekolah Petra juga akan menyalurkan CSR dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Robertus menyampaikan Petra bercita-cita menjadikan bozem di wilayah Manyar Tirtoasri itu sebagai tempat wisata.

“Lalu juga CSR di bozem akan dibersihkan dan kami kerja sama dengan DLH. Kami bantu agar bozem ini bisa dinikmati bersama warga, tidak hanya sebagai tempat buangan tapi (sebagai) wisata. Itu impian kami,” jelas Robertus.

Senada dengan Robertus, Ketua RW IV Lilik Aljufri Hasan menjelaskan pihak RW IV, V, dan VII sudah tidak akan menarik iuran keamanan kepada Sekolah Petra.

Itu juga sudah dilakukan sejak Maret 2024 dan dia juga menegaskan adanya kesalahpahaman di masyarakat.

akses jalan sekolah petra surabaya ditutup 169 armujj
Keterangan : Sekolah Kristen Petra di Jalan Manyar Tirtosarii, Mulyorejo, melaporkan penutupan jalan oleh warga kepada DPRD Kota Surabaya.

“Meluruskan kemarin yang dibilang RW-RW menerima uang dari Petra Rp 140 juta. Padahal tidak begitu, kami sama-sama membayar setiap RW Rp 32 juta. Rp 32 juta itu bukan Petra yang membayar ke kami, kami ada bendahara keamanan. Jadi RW IV, V, dan VII plus Petra totalnya Rp 128 juta,” ujar Lilik Aljufri Hasan.

“Rp 120 juta itu kami bayarkan ke keamanan, Rp 8 juta untuk kas dan yang lain-lain, itu saja. Kok ribut di media massa dan di mana-mana kami di RW minta uang ke Petra Rp 140 juta dan Petra memberikan kepada kami. Padahal itu keliru,” tambah Lilik Aljufri Hasan.

Hari ini, perwakilan kedua pihak yang sudah berdamai itu dipanggil Wakil Wali Kota Armuji di kantornya.

Armuji mengumpulkan perwakilan Sekolah Petra, warga, kelurahan, DPRD, hingga kepolisian di ruang rapat wali kota, di Balai Kota Surabaya.

Sayangnya dalam pertemuan itu, perwakilan dari 3 RW, yakni RW IV, RW V, dan RW VII perumahan Tompotika tidak hadir.

Bisa jadi karena ketiganya merasa konflik antara Sekolah Petra dengan warga di kompleks Perumahan Tompotika kemarin sudah diselesaikan Wali Kota Eri Cahyadi.

Armuji pun menyatakan, ketiga RW itu diwakili oleh pihak kelurahan.

Pertemuan yang dipimpin Armuji itu berlangsung tidak lama.

Wakil Wali Kota Surabaya itu menjelaskan bahwa pertemuan hari ini untuk memantapkan pihak sekolah Petra dengan warga dan memastikan konflik antarpihak sudah benar-benar tuntas.

“Pertemuan kali ini kami sampaikan karena kemarin banyak melibatkan kepolisian, Polsek, DPRD, kelurahan, Petra, maupun RW. Persoalan sudah selesai kemarin. Tapi biar mereka lebih mantap lagi kami undang di sini,” kata Armuji di ruang sidang wali kota, Selasa (6/8/2024).

Dia menegaskan bahwa konflik yang sempat viral dari proses mediasi yang dia tengahi dan diunggah di akun media sosial pribadinya sudah tuntas.

Dia juga mengakui bahwa penyelesaian masalah itu setelah Wali Kota Eri mempertemukan kedua pihak, kemarin.

“Hal-hal sempat viral sudah selesai dan wali kota sudah memediasi dan sudah saling menerima. Bisa dilihat, kemarin pak wali kota (sudah) memediasi,” jelasnya.

Wawali Surabaya yang akrab disapa Cak Ji itu mengaku dirinya hanya ingin masalah antara Petra dan warga berujung happy ending. Serta kedua belah pihak saling memastikan bahwa telah menemukan titik temu.

“Ya mungkin ada kesalahpahaman itu yang perlu dipahamkan agar semua sama-sama happy ending. Mereka sama-sama mengakui apabila sama. Dan mereka diketemukan untuk mencari titik temu,” urainya. (spam)