WARTASUGESTI.COM | BANGKALAN – Pemilihan Bupati (Pilbup) Bangkalan, jika calon tunggal melawan kotak kosong, maka itu merupakan ancaman laten yang secara perlahan menggerogoti hingga mematikan sendi-sendi demokrasi.
Hal itu dinyatakan oleh Dasuki Rahmad saat Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Bangkalan menggelar Silaturahmi Kebangsaan dengan tema Memperkokoh Nilai-nilai Kebangsaan dan Semangat Machtsvorming Menuju Indonesia Adil dan Makmur, di Hotel Ningrat Bangkalan, Jumat (9/8/2024).
Masyarakat menaruh harapan baru pada setiap momen pesta demokrasi, baik pilpres maupun pilkada, yang kerap kali tergerus dan terbentur ‘tembok’ besar, yakni kapitalisasi demokrasi yang hanya ditentukan segelintir tokoh dan pemilik modal.
Kondisi itulah yang kemudian menjadi pembahasan serius di internal jajaran PA GMNI Bangkalan.
Ketua DPC PA GMNI Bangkalan Dasuki Rahmad berharap Pilkada Bangkalan 2024 menghasilkan pemimpin yang baik, aspiratif, bersih dari korupsi, bisa memberikan jalan kemakmuran, dan akses yang adil bagi seluruh masyarakat.
“Kami tidak ingin Pilkada Bangkalan sekedar didesain untuk kontestasi calon tunggal melawan kotak kosong, itu justru semakin menutup dan mematikan kualitas demokrasi kita,” kata Dasuki Rahmad kepada Media
Saat ini lanjut Dasuki, kondisi demikian bukan hanya alarm pemberangusan demokrasi, tetapi justru sudah on the way atau dalam perjalanan dan sudah sangat dekat menuju kematian demokrasi yang sesungguhnya.
“Bersiaplah kembali ke model lama dengan kapitalisasi demokrasi yang hanya ditentukan segelintir tokoh dan pemilik modal,” ujar Dasuki memberi peringatan
“Dikhawatirkan jika nanti dalam kepemimpinan, akan abai terhadap kepentingan rakyat,” ungkap Dasuki.
Kesempatan Silaturahmi Kebangsaan itu dihadiri sedikitnya 100 pengurus PA DPC GMNI serta kader aktif GMNI Bangkalan.
Tampak hadir pula Sekretaris dan Bendahara PA DPC GMNI Bangkalan; Slamet dan Irdiana.
Dasuki mengungkapkan, pihaknya sangat berharap bahwa pilkada serentak, khususnya di Bangkalan, menjadi pertarungan politik yang sehat, pertarungan kaya ide dan gagasan, serta program-program konkret yang menyentuh langsung untuk kepentingan masyarakat kecil.
“Bukan hanya sibuk dengan urusan nego rekom partai-partai politik,” tegas dia
Jika hanya berhadapan dengan kotak kosong, Dasuki menyebut para calon akan lupa menyampaikan gagasan, janji politik berkaitan dengan ide dan program jika kontestan nantinya menjadi bupati dan wakil bupati.
Dalam diskusi internal itu, PA DPC GMNI Bangkalan juga menekankan pentingnya penegakan hukum yang adil dan tidak diskriminatif.
Menurut Ketua PA GMNI Bangkalan ini, Hukum tidak boleh digunakan sebagai instrumen politik untuk merebut kekuasaan.
“Seperti halnya yang telah terjadi di pemilu 2024 yang secara barbar dan ugal-ugalan, mengacak-ngacak konstitusi hanya demi kepentingan politik sesaat yang sangat parsial, diskriminatif dan intimidatif,” beber Dasuki.
Dasuki menambahkan, prinsip-prinsip penegakan hukum tanpa pandang bulu, khususnya di bidang anti-korupsi mutlak harus diperkuat. Bukan justru semakin dilemahkan seperti belakangan ini.
Karena itu, lanjutnya, PA GMNI Bangkalan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam mengawasi dan melaporkan setiap indikasi terjadinya tindakan korupsi.
Menurut Dasuki, penegakan hukum yang tegas, tidak tebang pilih, dan adil, dapat membangun Indonesia yang bersih dan bebas dari dampak bahaya gurita korupsi.
“Sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan berwibawa, akuntabel dan program-programnya benar-benar menyentuh kepentingan rakyat,” harapan Dasuki menyudahi sesi wawancara.(spam)