79/ 100

WartaSugesti.com | Surabaya – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya memastikan munculnya busa di sungai kawasan Mulyorejo pada Kamis (6/6/2024) karena turbulensi di rumah pompa, bukan industri.

“Busa yang muncul di sana dikarenakan limbah deterjen terkena turbulensi dari rumah pompa, bukan karena industri,” kata Dedik, Kamis (6/6/2024).

Pasang Iklan Anda di sini
20240201 013240 0000 DLH

HW Alias Sugi Warga Desa Rebo Sungailiat Diduga Pembeli Pasir Timah Ilegal

Turbulensi terjadi, sambungnya, karena debit air sungai menyusut saat musim kemarau.

“Perbandingannya tidak seimbang antara air dan deterjen. Kalau debit airnya tinggi tidak muncul seperti ini, endapan di dasar sungai juga terangkat,” ucapnya.

Balas Budi Gibran pada Khofifah – Emil

Untuk mengatasi persoalan serupa, Dedik menyebut, butuh instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal yang terpasang di kawasan permukiman penduduk sekitaran sungai.

Fungsi IPAL adalah mengolah limbah domestik, misalnya deterjen atau sabun cuci. Apalagi jika di suatu wilayah banyak jasa cuci baju.

Surabaya

“Untuk IPAL sekarang kewenangannya ada di Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, di beberapa wilayah sudah ada,” ujarnya.

Upaya lain, DLH mengimbau masyarakat lebih memprioritaskan penggunaan deterjen rendah busa.

Sementara, Alaika Rahmatullah Tim Peneliti ECOTON menyatakan sudah mengambil sampel air sungai di Mulyorejo yang masuk kategori kelas dua, untuk irigasi, sarana wisata, dan tambak.

“Di mana baku mutu standar oksigen di dalam air harusnya di angka empat namun ternyata menurun drastis, Tapi ternyata ketika di lihat hasilnya 0,5, artinya ada penurunan secara drastis. Terus kemudian dari fosfatnya sampai menyentuh 5,3. Padahal baku mutunya ada sendiri 0,2 untuk kualitas sungai kelas 2,” kata Alaika.

Sedangkan untuk kandungan senyawa amonia berada di angka 21, padahal standarnya 0,2. Hasil sampel itu, kata dia sudah mampu menggambarkan bahwa buangan limbah ke sungai tidak terkelola dengan baik.

“Artinya jadi bio akumulasi, apabila fosfatnya tinggi itu ada kontaminasi sulfatan di sana. Sulfatan itu salah satu sumbernya adalah dari detergen,” katanya.

Ia meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secepatnya menangani persoalan ini.

“Pemerintah memberikan IPAL Komunal, kemudian ormalisasi sungai, dan hingga saat ini masih belum ada penanganan,” tandasnya. (Lastomo)

Reporter: admin