78 / 100

WartaSugesti.com | Bogor – Pernyataan mengejutkan datang dari mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji. Dia meyakini Vina dan Eky tewas akibat kecelakaan, bukan pembunuhan.

Susno Duadji bahkan menantang siapapun yang bisa membuktikan kalau Vina dan Eky tewas karena dibunuh, akan diberikan uang Rp 10 juta.

Hal itu dikarenakan belum ada bukti kuat kalau kasus itu adalah pembunuhan.

“Saya bilang, gak usah cari pelakunya ya, siapa yang bisa membuktikan ada peristiwa pembunuhan yang diskenariokan ini, saya bayar Rp 10 juta,” kata Susno Duadji dikutip dari Nusantara TV, Sabtu (27/7/2024).

Ia mengatakan, orang itu tak perlu menangkap atau mencari tersangkanya, cukup bukti pembunuhan.

“Buktikan ada pembunuhan, tapi alat buktinya harus sesuai 184, ditambah alat bukti tak terbantahkan dari forensik,” jelasnya.

Alat bukti itu, kata dia, bisa dari rekaman CCTV atau bukti percakapan di ponsel.

“Misalnya ini CCTV-nya betul pembunuhan, ini hp nya betul si A, B, C merencanakan pembunuhan,” jelasnya.

Susno Duadji

Menurut Susno Duadji, kasus kecelakaan Vina dan Eky yang ditangani Polres Cirebon di kabupaten tidak mengusut ke arah sana.

“Kalau kasus Vina yang kabupaten, mereka tidak sampai ke CCTV dan hp, karena mereka sudah yakin kecelakaan lalu lintas,” jelasnya.

Hal itu terlihat pada bukti-bukti yang ada di TKP penemuan Vina dan Eky pada malam kejadian.

“Sepeda motornya tergores sebelah kanan, jenazah terbanting kanan, tidak ditemukan bekas-bekas penganiayaan selain pada ditemukan oleh dokter visum bahwa di kepala berbenturan dengan benda tajam,” bebernya.

Sehingga peristiwa itu disimpulkan sebagai kecelakaan tunggal.

“Kemudian di Vina juga tidak ditemukan ada tusukan dan sebagainya, selesa dikubur, sudah tidur tenang,” kata Susno.

Bahkan Susno Duadji yakin bahwa penegak hukum memiliki pandangan yang sama, bahwa kasus ini kecelakaan.

“Saya yakin mereka ini kan aparat penegak hukum, polisi, jaksa, hakim, dia tahu persis ini (pembunuhan) gak ada. Karena mereka punya standar sama,” kata dia.

Sebab pada malam itu, ditemukan satu orang meninggal laki-laki, dan satu orang perempuan masih hidup.

“Berceceran darah di situ, helm ada, sepeda motor ada, tergores sebelah kanan, di atas jembatan flyover Cirebon,” kata dia.

Polres Cirebon yang menangani kasus malam itu menurut Susno Duadji sudah benar.

“Kemudian dicari peristiwanya apa, sudah dilakukan dengan baik oleh Polres Cirebon dengan segala macam teori ini kecelakaan lalu lintas,” kata dia.

Sementara kasus pembunuhan yang mengakibatkan 7 terpidana dihukum seumur hidup ini nyatanya tak ada.

“Saya yakin yang membuat teori ini, ini (pembunuhan) tidak ada. Kalau peristiwa ini benar, TKP nya di mana,” jelasnya.

Sebelumnya, Susno Duadji juga pernah menyinggung CCTV yang diamankan oleh anak buah Iptu Rudiana.

Namun CCTV itu tidak pernah dibuka dan diperlihatkan ke publik.

Di samping itu, Iptu Rudiana, ayah Eky tetap meyakini bahwa anaknya tewas karena dibunuh.

Bahkan ia berharap penyidik bisa segera menangkap 3 DPO.

“Terkait dengan tiga nama itu (DPO) saya serahkan kepada penyidik, silakan mereka yang menegakkan hukum,” kata Iptu Rudiana. (spam)